Dengan ilmu, maka sesuatu
yang tersembunyi dapat tersingkap, segala
urusan menjadi jelas, sehingga segala
sesuatu yang memiliki hak diberikan sesuai dengan haknya.
Oleh karena itu, hendaknya
kita bertanya pada diri kita masing-masing; ”Siapakah
saya?”,
“Apa kelebihan saya dibandingkan makhluk-makhluk ALLAH lainnya, sehingga saya dapat menjadi khalifah-NYA di muka bumi milik-NYA?”
“Apa kelebihan saya dibandingkan makhluk-makhluk ALLAH lainnya, sehingga saya dapat menjadi khalifah-NYA di muka bumi milik-NYA?”
Maka kita akan mendapat jawaban
yang sangat umum dan amat jelas dari setiap lisan; ”Sesungguhnya kelebihan tersebut adalah Akal”.
Otak yang berbentuk gumpalan
daging-daging kecil memiliki kemampuan akal dalam menilai, memahami,
menangkap, menghafal atau menciptakan
sesuatu dengan izin ALLAH SWT tentunya.
Para ahli ilmu telah menyingkap bahwa otak itu terdiri
dari beberapa sel-sel kecil (neuron)
yang mencapai 100 milyar sel dalam satu otak dan setiap sel neuron terdiri dari
cabang-cabang yang tersusun rapi dan pada setiap cabang terdapat beribu-ribu
benjolan.
Namun Kepintaran seseorang tidak bergantung pada banyaknya sel neuron, cabangnya,
serta benjolan pada setiap cabang, Akan
tetapi kepintaran dan kebijaksanaan seseorang itu berdasarkan sebanyak mana
terjadi reaksi dan hubungan timbal balik antar tiap benjolan.
Setiap hubungan timbal balik
diantara tiap benjolan itu membentuk jalan, dan banyaknya jalan inilah yang menentukan
kemampuan seseorang untuk memperoleh kepintaran, jadi setiap kali jalan-jalan pertemuan
bertambah maka kepintaran seseorang pun bertambah. “Mungkinkah
kita menghitung jumlah jalan yang telah dihasilkan, sehingga kita dapat
memperkirakan kepintaran kita?”
Untuk menghitung keseluruhan
jumlah jalan yang dihasilkan, maka
engkau memerlukan kertas yang tersambung dari planet bumi hingga ke planet mars.
”Kenapa?” Karena hasilnya ialah 100
juta kilometer. “ALLAHU AKBAR!” “ALLAHU
AKBAR!”
“Kemampuan apa yang dimiliki otak ini?”, “Berapa Banyak yang dapat disimpan dan
dikandungnya?”
Beberapa informasi penting !
- Sesungguhnya otak manusia dapat melakukan 400 juta tugas dalam 1 menit.
- Setiap manusia dapat mengolah hingga 30 juta informasi dalam setiap detik.
- Kemampuan akal manusia menyamai 60 ribu mil kawat dan kabel yang kita gunakan untuk menyampaikan informasi (seperti pada telepon kabel).
- Sesungguhnya akal kita ini melebihi perangkat komputer (hardisk), yang setiap kali kita menyusun data-data, setiap kali itu pula kita dapat menambah data dengannya, serta menambah dan terus menambah kapasitasnya, dengan begitu kita terus-menerus memperluas data dari area penyimpanan yang tak terhingga luasnya.
Kemampuan otak
kita dalam menangkap informasi-informasi adalah sangat, sangat dan sangat
menakjubkan. Maha Suci ALLAH yang Maha Agung dan Segala Puji Bagi ALLAH dengan
Segala Kemuliaan-NYA.
Jika manusia modern menamakan
reaksi dan hubungan timbal balik antar tiap benjolan dengan electrical impulse (interaksi arus listrik antar sel otak), Ratusan tahun
silam Imam Syafi’i dan Gurunya Imam Waki’ mengistilahkannya sebagai NURULLAH
(Cahaya ALLAH), Beliau dan Gurunya
berkeyakinan bahwa dasar daripada pemahaman dan penyerapan yang kuat terhadap
ilmu pengetahuan adalah Cahaya ALLAH yang menerangi hati dan pemikiran, jadi
dapat disimpulkan bahwa prosentase
electrical impulse pada sel-sel otak kita, dapat dilejitkan dengan cara
meningkatkan kapasitas Cahaya ALLAH didalam hati dan pemikiran.
Sebuah riwayat menceritakan;
Imam Syafi’i mengadu kepada Gurunya Imam Waki’ tentang kesukarannya dalam menyerap, menghafal dan memahami ilmu pengetahuan, Gurunya Imam Waki’ menasehatinya untuk mensucikan diri dengan meninggalkan kemaksiatan, Pesannya : ”Ilmu pengetahuan itu adalah Cahaya ALLAH dan Cahaya ALLAH tidak akan menyinari hati orang yang berbuat maksiat”, Setelah menjalankan Pesan Gurunya itu maka tingkat kefahaman dan hafalan Imam Syafi’i terpacu secara luar biasa, Beliau dapat mengingat hampir seluruh huruf pada setiap buku (kitab) yang dibacanya dan seluruh perkataan pada setiap Ceramah yang didengarnya. ”SUBHANALLAH!”
Nama-nama Ulama Besar lainnya seperti Ibnu Sina, Ibnu Majid, Al-Khawarizmi, Umar Bin Abdul Aziz dan lain-lain… , Mereka juga mengimbas Cahaya ALLAH yang timbul dari Ketaqwaan mereka,
Akal mereka begitu tercerahkan dan berhasil menemukan fenomena-fenomena alam semesta, penemuan mereka masih menjadi sumber inspirasi dalam dunia ilmu pengetahuan hingga hari ini.
Satu-satunya cara yang mereka contohkan agar Cahaya ALLAH berperan dalam memacu kekuatan arus listrik pada sel-sel otak ialah dengan meningkatkan Ketaqwaan dan meninggalkan kemaksiatan.
Firman ALLAH SWT ;
“Dan bertakwalah kepada Allah niscaya Allah
akan mengajarimu ilmu dan Allah Maha mengetahui segala sesuatu”
(Al-Baqarah;282).
Lebih
menarik lagi untuk disimak, sebuah
kajian yang dilakukan oleh peneliti ahli dalam bidang Neuropsikologi, Mereka menyebutkan bahwa ada sebuah area disekitar lobus temporal otak yang bersinar saat seseorang di ajak berdiskusi dan
merenungkan hal-hal yang bersifat keTuhanan, Area tersebut juga menunjukkan peningkatan aktifitas
saat seseorang menerima Wejangan Rohani, Seakan-akan sudah menjadi mekanisme khusus
dalam diri (otak) Manusia untuk
berhubungan dengan Pencipta alam semesta dan sesungguhnya hubungan yang lazim
disebut didalam Islam dengan Ibadah itulah yang meningkatkan kualitas dirinya
sebagai manusia Unggul dan melipatgandakan kemampuan akalnya.
Baginda Rasul MUHAMMAD SAW Bersabda:
ALLAH SWT Berfirman didalam Hadist Qudsi;
“Jika hamba-KU senantiasa mendekatkan diri kepada-KU dengan melakukan
hal-hal yang Sunnah, maka ia akan KU Cintai (Dan jika demikian) maka AKULAH
yang menjadi pendengaran yang ia mendengar dengannya, AKU menjadi penglihatan yang ia melihat
dengannya, AKU menjadi lidah yang ia bertutur dengannya dan AKU menjadi
akal yang ia berfikir dengannya. Jika ia
berdo’a kepada-KU niscaya KU perkenankan, jika ia meminta kepada-KU niscaya KU
karuniakan dan jika ia memohon pertolongan kepada-KU pasti KU tolong. Ibadahnya yang paling KU Cintai adalah
kewajiban yang ditunaikannya untuk-KU”
(Riwayat At-Thabrani dalam kitab Al-Kabir yang bersumber
dari Abu Umamah).
Perhatian:
Maksud dari “ALLAH menjadi lidah” ialah “ALLAH Menciptakan Kekuatan Cahaya
Petunjuk pada lidahnya”, begitu juga
dengan hal yang lain di atas !!! (Tauhid Sunni).
Jelas
sekali dalam Ayat dan Hadist Qudsi diatas betapa seorang hamba yang melakukan
Ibadah Wajib, memperbanyak Ibadah yang
Sunnah, memelihara Adab, Berprinsip Pada ilmu Tauhid yang benar (Sunni), mengamalkan Ibadah sesuai aturan Syari’at
Islam, Berakhlak Mulia, Ber-ihsan
kepada-NYA serta Berusaha maksimal
dengan bekerja keras dan Belajar
dengan kesungguhan yang Kontinyu (Istiqamah)
maka ia akan memiliki kekuatan Ekstra pada pendengaran, penglihatan, pemikiran,
pemahaman, tutur kata, karya tangan dan gerak langkahnya. Bayangkanlah Para Ulama di zaman silam yang
sudah terbentuk kekuatan tersebut pada dirinya dengan Cahaya ALLAH SWT.
Rangkuman
dari semua kekuatan-kekuatan itulah yang membentuk pribadi-pribadi Unggul dalam
bidang apapun yang ditekuninya. Jika ia
seorang pelayar maka ia menjadi pakar ilmu pelayaran yang unggul {Vasco da Gama; Tidak akan pernah menjadi manusia Eropa pertama yang sampai ke India
dan Nusantara jika bukan karena menyandera pakar pelayaran Muslim bernama Ibnu
Majid yang pada saat itu sudah mengarang tiga kitab pelayaran}, Jika ia menekuni bidang Kedokteran maka ia
menjadi Dokter yang tiada tanding{Ibnu
Sina dengan The Canon of Medicine
nya masih menyisakan sisi-sisi keilmuan Medika
yang masih dikaji hingga hari ini}, Jika
ia menjadi pakar Matematika maka ia mampu mengungkapkan misteri angka dan
bentuk yang tidak habis digali sepanjang zaman{Trilogi Dunia Matematika, Al-Jabar,
Aritmatika dan Logaritma ternyata
ditemukan oleh Al-Khawarizmi}, Dan
jika ia menjadi Negarawan maka ia menjadi tumpuan kecintaan Rakyat karena
membawa kesejahteraan yang tiada tara didalam Sejarah Dunia{Umar bin Abdul Aziz Menjadikan Rakyatnya
sejahtera sehingga tidak ada lagi seorang pun yang memerlukan bantuan di Negara
nya}.
Tumpuan
pencarian jati diri yang benar adalah pada meningkatkan
penyerapan Cahaya ALLAH sebanyak mungkin yang dengan mudah kita dapati melalui
Ibadah-Ibadah Wajib dan Sunnah seperti melaksanakan Rukun Islam yang lima
dengan sebaik-baiknya, Berpakaian Islami,
mengajar dan belajar Ilmu yang
bermanfaat untuk hidup mulia Dunia Akhirat, melantunkan Al-Qur’an yang merupakan Kalam
Ilahi, terdiam didalam Sujud-Sujud Tahajjud
yang Panjang, Shalat-Shalat Sunnah, Puasa-Puasa Sunnah, Zikir kepada ALLAH, Berdo’a memohon Ampunan-Nya, Bershalawat ke atas
Nabi, Menafkahi keluarga, Bershadaqah
Kepada yang membutuhkan, Membersihkan Hati, Mengikhlaskan Niat, serta Ibadah-Ibadah yang lain sehingga dapat
menaikkan Derajat kita menjadi Hamba yang di Cintai ALLAH SWT.
Ayat
dan Hadist Qudsi diatas merupakan rumus yang jelas dan tegas betapa solusi
utama yang paling efesien untuk mengeluarkan Umat Islam dari kemunduran
pemikiran, ketumpulan analisa dan
kelemahan ilmu pengetahuan ialah dengan mengkilapkan kembali Cahaya Ketaqwaan
didalam hati sanubari kita.
Inilah
Inti daripada Kecerdasan Spiritual (Spiritual
Quotient) yang merupakan Motor Penggerak terhadap Kecerdasan Intelektual (Intelectual Quotient) dan Kecerdasan
Emosional (Emotional Quotient).
Wahai
saudara-saudariku yang ku Cintai, Apa
yang penulis paparkan ini hanyalah bahagian yang sangat-sangat kecil daripada
betapa luar biasa banyaknya fasilitas-fasilitas yang disediakan ALLAH SWT untuk
kita hamba-hamba-NYA, Semua itu hanyalah
supaya kita mau Berfikir sehingga kita dapat Mengenal-NYA dalam Hidup untuk
BerIbadah dengan Syukur dan Taqwa hanya kepada ALLAH SWT semata-mata.
Dengan
Berpedoman kepada Al-Qur’an, Hadist, Ijmak dan Qiyas Imam Mujtahid yang Empat (4)
beserta Ulama-ulamanya, Keyakinan Iman yang Benar (AhlusSunnah Wal Jama’ah /As-Sunni)
dan Keikhlasan Amal Ibadah yang Wajib di sertai Ilmu Pengetahuan Agama Islam yang
telah terbukti Kebenaran dan Manfaatnya, Marilah kita Menggapai Kesuksesan dan
Kejayaan Dunia Akhirat dengan Menyukseskan diri dan Saudara-Saudari kita menuju
kembali kepada Jati diri kita sebagai seorang Muslim yang menCintai Islam, Satu-satunya
Agama yang di Cintai dan di Ridhai ALLAH SWT, yang sampai pada hari ini masih di pertaruhkan
dihadapan para Penentang Agama ALLAH, Maka
kita Wajib Terus Berjuang dan Menang!
Semoga
ALLAH SWT Mengkaruniakan Rahmat, Taufiq dan Hidayah-NYA selalu kepada kita
semua dan menjadikan kita sebagai manusia yang meneruskan perjuangan Baginda
Rasul MUHAMMAD SAW dalam MenSyiarkan Islam serta akhir hayat kita mendapat
Husnul Khatimah.
Amin.
. . Ya RABBAL’ALAMIN !
Penulis :
Saudaramu
yang Faqir
Tgk.Ampoen‘Ali Fauzar bin M. Ali
0 komentar:
Posting Komentar